Selamat Datang

Belajar Kebijakan Perlindungan Tanaman adalah situs yang dibuat untuk mendukung mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana mempelajari mata kuliah Kebijakan Perlindungan Tanaman. Blog ini dibuat sebagai sarana pembelajaran blended learning dan sebagai sarana pembelajaran daring selama pandemi Covid-19. Bila Anda adalah mahasiswa peserta mata kuliah Kebijakan Perlindungan Tanaman semester genap Tahun Ajaran 2020/2021, untuk melaksanakan perkuliahan daring Anda wajib membaca setiap materi kuliah dan melaksanakan petunjuk mengenai hal-hal yang harus dilakukan sebagaimana diberikan pada setiap materi kuliah.

Senin, 16 Maret 2020

1.1. Permasalahan Perlindungan Tanaman dan Dampak yang Ditimbulkan

Sebagaimana telah dipelajari dalam matakuliah Dasar-dasar Perlindungan tanaman dan matakuliah lainnya dalam bidang perlindungan tanaman, tanaman menghadapi gangguan oleh berbagai jenis organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang bila tidak diberikan perhatian secara semestinya akan menimbulkan kerugian dan berbagai permasalahan lainnya. Pokok bahasan mengenai permasalahan dan kebijakan perlindungan tanaman ini dikemas dalam dua kegiatan belajar yang saling berkaitan. Pada kegiatan belajar 1.1. ini diuraikan permasalahan perlindungan tanaman dan dampak yang ditimbulkan, menguraikan berbagai permasalahan perlindungan tanaman dengan contoh-contoh yang relevan dengan keadaan di Provinsi NTT dan Indonesia.

1.1.1. MATERI KULIAH
1.1.1.1. Membaca Materi Kuliah
Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella (Snellen, 1904), periksa nama ilmiah), biasa disingkat menjadi PBK, merupakan OPT paling penting pada budidaya kakao. Imago C. cramerela meletakkan telur pada buah muda dan kemudian larva yangbaru menetas segera menggerek masuk ke dalam buah untuk memakan daging yang menyelaputi biji sehingga menyebabkan biji menjadi rusak dan sulit dilepaskan dari dalam buah dan dipisahkan satu sama lain. Untuk melindungi buah kakao, pemerintah pusat mengeluarkan rekomendasi pengendalian secara mekanik dengan cara membungkus buah muda menggunakan kantong plastik (lazim disebut sarungisasi). Rekomendasi yang didasarkan atas hasil penelitian pada perkebunan yang membudidayakan kakao secara intensif di dataran rendah ternyata sulit dapat diterapkan pada perkebunan rakyat, yang pada umumnya membudidayakan kakao dalam areal terbatas di lereng-lereng bukit secara ekstensif tanpa pemangkasan pohon. Petani tidak mampu untuk menerapkannya terutama karena secara teknis sulit dilakukan (harus memanjat pohon dengan risiko terjatuh di lereng yang terjal dan harus menempuh perjalanan jauh ke kota untuk membeli kantong plastik) dan secara secara budaya memerlukan biaya tinggi (untuk memangkas pohon harus didahului dengan upacara adat).
   
Gambar 1.1. Penggerek buah kakao: (a) Larva dan imago PBK, (b) Kerusakan yang ditimbulkan oleh, dan (c) ‘Sarungisasi’ buah kakao yang direkomendasikan pemerintah sebagai tindakan perlindungan. Sumber: Foto (a) dan (c) dari situs Kementerian Pertanian (http://database.deptan.go.id/ditlinbun/WebPages/InfoPerlinbun/hama_ kakao.htm)

Belalang kembara timur jauh (Locusta migratoria subsp. manilensis (Meyen, 1835), perikska nama ilmiah) merupakan OPT yang secara rutin menghancurkan tanaman pangan, khususnya jagung dan padi, di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Belalang biasanya akan menjadi eksplosif ketika terjadi musim hujan dengan curah hujan yang tinggi yang pada tahun-tahun sebelumnya terjadi musim kemarau yang kering. Pada musim hujan, nimfa berkembang pesat di padang rumput yang banyak terdspat di wilayah Provinsi NTT. Nimfa dan imago yang mula-mula berkembang di padang rumput tersebut kemudian secara bergerombol dalam jumlah yang sangat besar akan membinasakan tanaman dalam waktu singkat. Oleh karena itu, eksplosi belalang kembara hampir selalu diikuti dengan terjadinya rawan pangan. Untuk mengatasi masalah ini, sampai tahun 1990-an pemerintah kabupaten selalu melakukan pengendalian dengan insektisida kimiawi dan bahkan meminta agar pemerintah provinsi atau pemerintah pusat melakukan penyemprotan insektisida kimiawi dengan menggunakan pesawat terbang. Padalah jauh sebelumnya, yaitu sejak tahun 1980-an, pemerintah pusat telah menetapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagai sistem perlindungan tanaman. Dengan PHT, pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan pestisida hanya dibenarkan sebagai pilihan terakhir. Pengendalian belalang kimia secara hayati baru dilakukan sejak 2008 dengan dukungan teknis dan pendanaan dari FAO. Silahkan menonton video serangan belalang kembara di Pulau Sumba.
   

Gambar 1.2. Belalang kembara: (a) Gerombolan belalang kembara dan (b) Kerusakan yang ditimbulkan oleh belalang kembara, dan (c) Tindakan perlindungan tanaman yang dilakukan

Jagung merupakan tanaman pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Provinsi NTT. Untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok tersebut, penduduk pada umumnya membudidayakan jagung secara tradisional dengan menggunakan sistem perladangan tebas bakar (shifting cultivation) sekali dalam setahun pada musim hujan. Jagung yang dibudidayakan pada umumnya adalah jagung lokal secara campuran dengan berbagai jenis tanaman pangan lain, palawija, dan sayuran. Selain karena jagung lokal produksinya memang rendah, budidaya dalam pola campuran membuat produksi bahkan semakin rendah lagi. Bukan hanya itu, jagung untuk kebutuhan pangan selama satu tahun disimpan secara sangat sederhana sehingga sangat mudah dirusakkan oleh kumbang bubuk (terutama Sitophilus zeamais Motschulsky & V.de, 1855, periksa nama ilmiah dan sebaran geografik). Di Timor Barat misalnya, bila tidak dilakukan pengasapan selama tiga bulan pertama sejak panen, kehilangan hasil oleh kumbang bubuk dapat mencapai 40%. Untuk mengatasi produksi jagung yang rendah tersebut, pemerintah Provinsi NTT menggulirkan program intensifikasi jangung yang dinenal dengan istilah jagungisasi. Melalui program tersebut, pemerintah mengintroduksi jagung hibrida dan jagung komposit unggul untuk menggantikan jagung lokal. Padahal jagung hibrida dan jagung komposit unggul lebih disukai oleh kumbang bubuk. Bila selama tiga bulan pertama setelah panen tidak dilakukan pengasapan maka kehilangan hasil dapat mencapai 60%. Sementara itu, perbaikan teknologi penyimpanan tidak dilakukan sampai kemudian pada 2008 Bank Dunia memperkenalkan penyimpanan secara kedap udara dalam drum dan jerigen plastik.

Gambar 1.3. Program ‘jagungisasi’: (a) Tanaman jagung yang dibudidayakan secara monokultur dan (b) Jagung yang disimpan dalam ‘rumah bulat’ dirusakkan oleh kumbang bubuk

Jeruk keprok merupakan tanaman buah-buahan unggulan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Karena merupakan tanaman unggulan maka kemudian ditetapkan sebagai varietas unggul nasional dengan nama Jeruk Keprok Soe (JKS). Sebelum ditetapkan sebagai varietas unggul nasional, berbagai proyek telah dilaksanakan untuk meningkatkan luas tanam dan membudidayakan JKS secara lebih intensif. JKS yang secara tradisional dibudidayakan dengan menanam anakan asal biji sebagai tanaman pekarangan bercampur dengan berbagai tanaman lain kemudian diubah menjadi ditanam dari bibit okulasi secara monokultur dalam areal di luar lahan pekarangan. Penanaman secara intensif dan dalam areal yang luas sebenarnya sangat berpotensi menimbulkan terjadinya eksplosi OPT. Pada tanaman jeruk keprok, OPT yang paling merusak adalah penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) yang disebabkan oleh bakteri yang di Asia adalah Candidatus Liberibacter asiaticus" corrig. Jagoueix et al. 1994 (periksa nama ilmiah) yang disebarkan oleh kutu pucuk jeruk (Diaphorina citri Kuwayama, 1908, periksa nama ilmiah) sebagai vektor. Penyakit ini di luar negeri sebelumnya disebut greening dan sekarang disebut ‘huanglongbing’ (pucuk menguning, disingkat HLB). Pada 2003, peneliti dari Balai Penerapan Teknologi Pertanian Naibonat telah menemukan penyakit ini pada JKS. Temuan tersebut diperkuat kembali oleh Kantor Karantina Kelas I Kupang pada 2007 dan kemudian oleh Mudita & Natonis pada 2009 dan kemudian Mudita (2013). Tetapi pemerintah Kabupaten TTS ketika itu membantah bahwa JKS telah tertular CVPD dan mengatakan peneliti yang menemukan CVPD pada JKS sebagai peneliti yang tidak berkompeten. Menurut pemerintah Kabupaten TTS, penyakit yang diderita oleh JKS hanyalah penyakit diplodia basah dan diplodia kering dan merekomendasikan penggunaan bubur Kalifornia, yaitu campuran yang dibuat dari bahan belerang dan kapur yang dipanaskan dalam air, sebagai tindakan perlindungan tanaman. Mungkin sampai saat ini HLB masih ditolak sebagai penyebab kehancuran jeruk keprok soe, tetapi kenyataannya kultivar jeruk keprok yang sudah ditetapkan sebagai kultivar unggul nasional tersebut semakin sulit ditemukan. Sebagaimana halnya nama penyakit tersebut, yang masih dinamakan CVPD padahal secara internasional sudah dinamakan HLB, sulit berubah menerima kenyataan jika kenyataan membuat harus keluar dari zona nyaman.

Gambar 1.4. Jeruk Keprok Soe: (a) Gejala CVPD, (b) Hasil uji PCR menunjukkan CVPD positif, dan (b) Tindakan perlindungan tanaman dengan mengoleskan bubur Kalifornia

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai penyakit HLB tersebut, silahkan menonton videonya.

Pisang merupakan tanaman penting bagi masyarakat NTT, bukan hanya sebagai tanaman penghasil buah yang dikonsumsi sebagai buah segar, melainkan juga sebagai sumber bahan sayur, bahan pakan ternak, dan yang paling penting sebagai sumber pendapatan rumah tangga. Pisang merupakan turunan atau silangan diploid, triploid, atau tetraploid dari jenis pisang liar Musa acuminata Cola dan Musa balbisiana Cola. Musa acuminata diberi kode genom A dan Musa balbisiana kode genom B. Sebagai turunan atau silangan kedua jenis pisang liar tersebut, pisang budidaya yang terdiri atas banyak kultivar dan aksesi sebenarnya tidak bernama ilmiah Musa parasidiaca L, melainkan sebagai Musa diikuti dengan kode genom dan nama kultivar atau aksesi. Misalnya Pisang Mas yang merupakan turunan diploid tanpa biji dari Musa acuminata mempunyai nama ilmiah Musa AA 'Pisang Mas', Pisang Ambon Hijau yang merupakan turunan triploid tanpa biji mempunyai nama ilmiah Musa AAA 'Pisang Ambon Hijau'. Pisang Kepok, yang di NTT disebut dengan banyak nama lokal, misalnya Pisang Goreng dan Pisang Rote di Kupang dan Pisang Marmi di Sumba, merupakan silangan triploid dengan nama ilmiah Musa ABB 'Pisang Kepok'. Pisang mempunyai banyak macam penyakit yang sangat merusak, antara lain penyakit layu fusarium (disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f. cubense (E.F. Sm.) W.C. Snyder & H.N. Hansen (1940), periksa nama ilmiah), penyakit kompleks sigatoka (sigatoka hitam oleh jamur Pseudocercospora fijiensis (M. Morelet) Deighton (1976), periksa nama ilmiah, sigatoka kuning oleh jamur Pseudocercospora musae (Zimm.) Deighton (1976)(periksa nama ilmiah), dan bercak daun eumusae oleh jamur Pseudocercospora eumusae Crous & Mour. (2002), periksa nama ilmiah), dan terakhir tetapi tidak kalang penting, penyakit darah (disebabkan oleh bakteri Ralstonia syzygii subsp. celebesensis Safni et al. 2014 (periksa nama ilmiah) (Gambar 1.5). Penyakit layu fusarium dan penyakit kompleks sigatoka sudah menyebar di NTT lebih awal, tetapi sejak 2015 penyakit darah telah menghancurkan Pisang Kepok di Pulau Sumba dan sejak 2022 mulai menyebar di Pulau Flores, dan tidak lama lagi akan juga sampai di Timor tanpa upaya serius untuk mengendalikan.

Gambar 1.5. Gejala penyakit dan tanda patogen penyakit darah pisang (Blomme et al. 2017)

Gambar 1.6. Gejala penyakit, tanda patogen, dan morfologi patogen penyakit kompleks sigatoka (Chang et al., 2016) 

Gambar 1.7. Gejala penyakit, tanda patogen, dan morfologi patogen penyakit layu fusarium pada pisang (Magdama et al.. 2020)

1.1.1.2. Mengakses dan Membaca Pustaka Wajib

Silahkan mengklik setiap tautan yang diberikan pada materi kuliah ini dan mengunduh pustaka yang disediakan dari halaman Pustaka Daring dan membaca judul bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini. Mahasiswa wajib menyampaikan melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini.

1.1.2. TUGAS KULIAH

1.1.2.1. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Setelah membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah tetapi belum diuraikan secara jelas, bukan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal yang tidak berkaitan langsung atau yang sudah diuraikan dalam materi dan juga bukan komentar dan/atau pertanyaan yang sama dengan yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Ketik komentar dan/atau pertanyaan secara singkat dalam kotak komentar yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini selambat-lambatnya sampai pada Kamis, 2 Februari 2023 pukul 24.00 WITA. Kunjungi kembali materi ini beberapa hari kemudian dan tanggapi komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh minimal satu mahasiswa lain, prioritaskan komentar dan/atau pertanyaan yang belum ditanggapi oleh mahasiswa lain. Komentar dan/atau pertanyaan yang tidak berkaitan dengan materi ini atau yang sama dengan yang telah disampaikan oleh mahasiswa lain akan diabaikan dalam penilaian. Salin (copy) komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa juga wajib menyampaikan laporan penyampaian pertanyaan dan/atau komentar dan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain pada saat mengikuti ujian tengah semester.
 
1.1.2.2. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Sebagai mahasiswa milenial, setiap mahasiswa tentu mempunyai akun media sosial untuk tujuan menampilkan diri. Gunakan media sosial masing-masing juga untuk tujuan belajar dengan cara membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Kamis, 2 Februari 2023 pukul 24.00 WITA. Catat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosial masing-masing untuk dilaporkan dalam Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring. Setiap mahasiswa juga wajib menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat mengikuti ujian tengah semester.

1.1.2.3. Mengerjakan Latihan Pembelajaran Kasus
Untuk mendalami permasalahan kebijakan perlindungan tanaman, setiap mahasiswa wajib mengunjungi dan mempelajari situs Direktorat Perlindungan Tanaman PanganDirektorat Perlindungan HortikulturaDirektorat Perlindungan Perkebunan, dan Badan Karantina Pertanian. Pada setiap situs, lakukan navigasi untuk memperoleh informasi mengenai kebijakan nasional perlindungan tanaman atau kebijakan nasional karantina dan kemudian silahkan catat informasi mengenai hal-hal berikut ini:
  1. Tautan (link) setiap situs
  2. Kemudahan melakukan navigasi dan menemukan informasi yang dicari
  3. Ketersediaan informasi mengenai kebijakan nasional perlindungan tanaman pada setiap situs
Catat hasil penelusuran untuk disampaikan sebagai bagian dari Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas materi kuliah ini.
 
1.1.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, silahkan mengisi dan memasukkan:
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Sabtu, 28 Januari 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan memeriksa daftar hadir yang telah ditandatangani;
  2. Memasukkan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Kamis, 2 Februari 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan memeriksa untuk memastikan bahwa laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 23 September 2018, diperbarui terakhir pada 26 Januari 2023

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.


61 komentar:

  1. Terimakasih atas materi yang telah dibagikan. Saya membaca pada jeruk keorok soe (JKS) telah terserang penyakit CVPD yg disebabkan oleh bakteri yang di Asia adalah Candidatus Liberibacter asiaticus. Namun dari pihak pemerintah TTS membantah hal tersebut. Yakni jika terjadi eksplosi OPT akan sangat berbahaya terhadap penurunan hasi JKS oleh karena itu mungkin cara menangani permasalahan tersebut bagaimana termasuk dengan meyakinkan pemerintah akan penyakit tersebut??
    Terimakasih😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik terima kasih,
      Menurut saya untuk menyakinkan para pemerintah mengenai adanya penyakit CVPD pada jeruk keorok soe dan untuk menangani permasalahan tersebut sebaiknya para petani dan pihak pemerintah harus bekerja sama dan mengadakan musyawarah untuk langsung melakukan survei pada lapangan( perkebunan jeruk keorok soe) untuk mengklarifikasi mengenai adanya penyakit tersebut.
      Terima kasih ��

      Hapus
    2. Baik terimakasih terus bagaimana dengan cara menangani permasalahn penyakit tersebut??

      Hapus
    3. Saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Niken Shistan Radja mengenai cara meyakinkan pemerintah mengenai penyakit CVPD yang menyerang Jeruk Keorok Soe(JKS).
      Saya rasa pemerintah sudah menanggulangi masalah penyakit tersebut dengan menyemprotkan insektisida menggunakan pesawat terbang.
      Penyemprotan ini adalah aksi konkrit dari pemerintah untuk menyelesaikan atau memusnahkan penyakit CVPD ini.

      Demikian,terimakasih

      Hapus
  2. Bagaimana sistem penyimpanan secara kedap udara dalam drum dan jerigen plastik untuk mengatasi kerusakan jagung oleh serangan kumbang bubuk yang dicanangkan oleh Bank dunia (2008) dan apakah sistem penyimpanan yang telah diterapkan masih di terapkan sampai sekarang?.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya coba menjawab, penyimpanan secara kedap udara ini kan bertujuan agar tidak kontaminasi produk terhadap "barang asin". nah dengan menyimpan produk setelah panen didalam drum atau jerigen, diharapkan serangan dari luar baik faktor alami atau mekanik (hama) makin berkurang,karena namanya kedap udara, artinya tidak ada udara termasuk O2, masuk ke dalam penyimpanan tersebut. Untuk masalah masih digunakan sampai sekarang atau tidak itu yang saya masih kurang tau
      terima kasih

      Hapus
  3. terimakasi atas materi ini saya ingin bertanya pada pada Belalang kembara biasanya akan menjadi eksplosif ketika terjadi musim hujan dengan curah hujan yang tinggi yang pada tahun-tahun sebelumnya terjadi musim kemarau yang kering. Pada musim hujan, nimfa berkembang pesat di padang rumput yang banyak terdspat di wilayah Provinsi NTT. Nimfa dan imago yang mula-mula berkembang di padang rumput tersebut kemudian secara bergerombol dalam jumlah yang sangat besar akan membinasakan tanaman dalam waktu singkat. Oleh karena itu, eksplosi belalang kembara hampir selalu diikuti dengan terjadinya rawan pangan. Untuk mengatasi masalah ini, sampai tahun 1990-an pemerintah kabupaten selalu melakukan pengendalian dengan insektisida kimiawi dan bahkan meminta agar pemerintah provinsi atau pemerintah pusat melakukan penyemprotan insektisida kimiawi dengan menggunakan pesawat terbang.apakah dengan cara penyemprotan insektisida ini populasi belalang kembara akan berkurang dan apakah penyemprotan ini tidak merusak lingkungan disekitarnya
    terimkasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik saya akan coba menjawab pertanyaan ini, seperti yang kita ketahui bersama sesuai konsen PHT, penggunaan insektisida merupakan langkah paling terakhir apabila pengendalian yang lain mengalami kegagalan. Tentunya jika penggunaan insektisida pada awal mulanya bisa mematikan Belalang kembara. tetapi, apabila sering digunakan tentunya ada beberapa hal negatif : 1. Hama ini akan resisten atau sudah kebal 2. secara tidak langsung mematikan musuh alami belalang kembara sehingga tentunya populasinya makin meningkat dan tentu merusak hasil panen para petani 3. dampaknya bagi lingkungan selain kedua hal yang sudah disebutkan yakni kerusakan tanah karena insektisida merupakan bahan kimia yang secara tidak langsung merusak tanah untuk bercocok tanam, belum lagi para petani tidak memerhatikan konsentrasi insektisida tersebut yang mengakibatkan peluang untuk terjadinya dampak diatas makin tinggi
      terima kasih

      Hapus
    2. Jadi apakah langkah akhir ini sudah pasti tepat sasaran dan hasilnya seperti yang kita inginkan ataukah bagaimana?
      Terima kasih

      Hapus
    3. kan semua tergantung kembali ke penggunaannya, apabila tidak sesuai takaran atau prosedur, pada akhirnya bukan mengendalikan, tapi justru membuat populasinya bisa meledak dikemudian hari

      terima kasih

      Hapus
    4. Baik saya akan mencoba menjawab pertanyaan terkait apakah dengan cara penyemprotan insektisida ini populasi belalang kembara akan berkurang dan apakah penyemprotan ini tidak merusak lingkungan disekitarnya?
      Saya pikir akan berkurang jika pemberian atau penyemprotan insektisida berdasarkan konsep PHT ,yakni pada waktu yang tepat,jenis pupuk yang tepat,doain yang tepat dan cara pemberian insektisida yang tepat
      Jika semuanya ini dilakukan sesuai dengan konsep PHT maka hama ini akan berkurang
      Saya rasa ini sangat berpengaruh buruk terhadap lingkungan khususnya hewan dan tumbuhan disekitar tempat atau lahan penyemprotan karena insektisida merupakan racun maka kemungkinannya besar yang tidak sasaran akan mati juga karena bukan merupakan sasaran
      Selain dari saya Terima kasih

      Hapus
  4. Mengapa pemerintah mengintroduksi jagung hibrida dan jagung komposit unggul untuk menggantikan jagung lokal, sementara jagung hibrida dan jagung komposit unggul lebih disukai oleh kumbang bubuk ?

    BalasHapus
  5. Terimakasih atas materi ini.saya ingin bertanya bagaimana cara mengatasi balalang Kumbara terhadap terhadap tanaman jagung dan padi.terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya mengkoreksi pertanyaan anda. lebih tepatnya kita mengendalikan populasi hama belalang kembara, bukan mengatasi. apabila mengatasi, berarti anda membasmi seluruh populasinya, yang tentunya keseimbangan ekosistem terganggu. Baik langkah pengendalian diharapkan menggunakan sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu), yakni menggunakan bibt unggul yang tahan hama,Pengendalian mekanik, Pemanfaatan musuh alami dari hama tersebut dan sebagainya. dan apabila terpaksa menggunakan insektisida, perhatikan takaran dan konsentrasi, serta lebih baik menggunakan insektisida organik.
      terima kasih

      Hapus
  6. Bagaimana solusi untuk mengatasi para petani agar tidak mengalami kesulitan dalam menerapkan secara teknis terkait pemanfaatan perkebun kakao ? Jelaskan !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Solusinya perlu melibatkan sektor swasta untuk mengatasinya tipe upaya untuk meningkatkan produktivitas dan pengembangan pada perkebunan kakao juga membutuhkan teknologi yang tersedia antara lain bahan tanaman unggul, teknologi pengendalian hama dan penyakit dan teknologi sambung samping.sehingga diperlukan agar pemerintah mengetahui fakta apa yang terjadi di lapangan sehingga solusi yang di canangkan akan tepat dan dapat membantu para petani dalam mengalami kesulitan.

      Hapus
    2. : dalam Menghadapi masalah dalam perkebunan kakao kondisi ini petani kebanyakan menanganinya melalui pendekatan pragmatis, yaitu menggunakan pestisida kimiawi secara berlebihan. Untuk menyuburkan tanah pupuk kimiawi juga diberikan secara berlebihan sehingga berdampak pada menurunnya kualitas tanah. Diperlukan berbagai upaya perbaikan ekosistem pertanaman kakao antara lain melalui penerapan sistem pertanian yang berkelanjutan.

      Hapus
  7. permasalah perlindungan tanaman ini, yang dimana kita ketahui bahwa permasalahan perlindungan tamanam sering terjadi yang di hadapai oleh masyarakat petani,yang dimana masalah tersebut penyakit-penyakit menyerang tanaman sehingga hasil produksi suatu tanaman tersebut menurun.
    Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara mengatasi masalah tersebut dapat kita gunakan cara alami yaitu Pestisida nabati. Pestisida nabati adalah suatu petisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan, seperti daun, batang, akar dan buahnya. Pestisida ini relatif mudah dibuat dan bahan-bahannyapun mudah didapatkan, karena semua bahan-bahan tersebut ada dilingkungan kita, dan murah yang pasti aman dan tidak beracun. Karena itu bahan alami/nabati ini merupakan jenis pestisida yang bersifat mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi produksi tanaman yang dihasilkan juga menguntungkan masyarakat petani.

      Hapus
  8. Baik terimakasih atas materinya,
    Akibat dari adanya OPT yang sering merusak tanaman yang dibudidayakan oleh para petani kita terutama OPT yang menyerang tanaman padi, sehingga terjadinya kerawanan pangan di wilayah kita ini.
    Pertanyaan saya, kira adakah faktor lain selain OPT yang menyebabkan kerawanan pangan di wilayah kita ini? Dan bagaimanakah cara untuk mengatasi kerawanan pangan yang selalu melanda di provinsi kita .Terima kasih 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kerawanan pangan di provinsi Nusa tenggara timur dapat disebabkan juga oleh keadaan kondisi lingkungan seperti iklim yang tidak menentu,kekeringan yang berkepanjangan, sehingga perpengaruh terhadap struktur dan kesuburan tanah. musim hujan yang turun tidak sesuai bulan turun hujan juga memberikan kesempatan kepada hama seperti belakang kembara dan beberapa penyakit berkembang secara signifikan, sehingga menyebabkan gagal panen untuk tanaman padi dan jagung di daerah NTT.
      Dan langkah atau solusi yang dapat diambil yaitu dengan menerapkan pengendalian OPT secara terpadu peta menggunakan pestisida kimia untuk pengendalian terakhir. Untuk masalah kehilangan hasil saat panen dapat diterapkan sistem penyimpanan seperti penyimpanan kedap udara dalam drum dan jerigen plastik untuk mengatasi kerusakan jagung yang ditawarkan oleh Bank dunia tahun 2008 lalu. dengan begitu masalah kerawanan pangan di NTT dapat di atasi

      Hapus
  9. Selamat pagi pak, saya atas nama, Umbu Galang Anarki Parawang, Agroteknologi 1 semester 4, ingin bertanya, disini saya ingin bertanya bapak, berdasarkan pengalaman yang biasa saya temui di kampung saya sekarang, bahwa ada penyerangan belakang kembara. Nah sedangkan untuk sekarang ini belum ada tindakan dari pemerintah untuk melakukan penyemprotan insektisida kimiawi, sedangkan kami sudah melakukan penyemprotan dengan pestisida, namun karna terlalu banyak belalang sehingga susah untuk di atasi bapak, mungkin apakah ada solusi lain untuk mengatasi serangan hama belalang tersebut. Terimakasih bapak 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik saya coba memberi solusi mungkin Melakukan pengolahan tanah dengan membajak lahan, agar telur belalang terpapar sinar matahari dan mati. Melakukan sanitasi gulma dan membakar sampah. Pengendalian kimiawi dengan cara menggunakan insektisida berbahan aktif asepat, diazinon, karbosulfan untuk mengendalikan belalang
      Terimakasih 🙏

      Hapus
  10. Terima kasih atas materi yang telah dibagikan. Disini saya ingin bertanya mengenai jeruk keprok soe (JKS). Pada 2003, peneliti dari Balai Penerapan Teknologi Pertanian Naibonat telah menemukan penyakit pada JKS. Temuan tersebut diperkuat kembali oleh Kantor Karantina Kelas I Kupang pada 2007 dan kemudian oleh Mudita & Natonis pada 2009. Tetapi pemerintah Kabupaten TTS sampai saat ini membantah bahwa JKS telah tertular CVPD dan mengatakan peneliti yang menemukan CVPD pada JKS sebagai peneliti yang tidak berkompeten. Menurut pemerintah Kabupaten TTS, penyakit yang diderita oleh JKS hanyalah penyakit diplodia basah dan diplodia kering. Apakah pemerintah TTS sudah melakukan penelitian yang sama dengan yang dilakukan oleh Kantor Karantina Kelas I Kupang pada 2007 dan kemudian oleh Mudita & Natonis pada 2009 sehingga pemerintah TTS dapat membantah hasil penelitian dengan menyatakan bahwa JKS hanyalah penyakit diplonia basah dan diplonia kering?

    BalasHapus
  11. Bagaimana cara OPT pada tanaman JKS (Jeruk Keprok SOE) menyerang dan merusak tanaman tersebut, sehingga cara yang diperlukan untuk pengendaliannya menggunakan bubur kalifornia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bubur kalifornia adalah pestisida yang dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahan baku yang mudah didapat dan merupakan pestisida alternatif yang dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama dan penyakit tanaman ,khususnya tanaman jeruk. Bubur kalifornia digunakan untuk mengendalikan OPT berupa jamur atau cendawan dan jenis-jenis tertentu dari golongan akarina pada JKS (Jeruk keprok Soe).

      Hapus
    2. Bubur california sangat efektif dan luar biasa dalam mengatasi gangguan tanaman yang disebabkan oleh cendawan atau jamur dan jenis- jenis tertentu dari golongan akarina. Penyakit blendok atau cendawan dan jamur kerak yang biasa menyerang batang dapat dikendalikan dengan bubur california, begitu juga tungau yang biasa menyerang daun dan buah serta bisa untuk mencegah gangguan atau serangan dari hama dan penyakit lainnya. Cara mengaplikasikan bubur california bisa melalui penyemprotan dan penyaputan.

      Hapus
  12. Baik disini yang saya ingin bertanya saya apakah ada cara lain untuk mengatasi penyakit pucuk menguning pada jeruk Kepro dan buah jeruk yang masih mudah sudah mulai menguning

    BalasHapus
  13. Baik... Saya akan bertanya.
    Mengapa pemerintah Kabupaten TTS,mengatakan penyakit yang diderita oleh JKS itu hanyalah penyakit diplodia basah dan diplodia kering dan merekomendasikan penggunaan bubur Kalifornia, yaitu campuran yang dibuat dari bahan belerang dan kapur yang dipanaskan dalam air, sebagai tindakan perlindungan tanaman. Sedangkan sudah ada peneliti dari Balai Penerapan Teknologi Pertanian Naibonat dan telah diperkuat kembali oleh Kantor Karantina Kelas I Kupang pada 2007 dan kemudian oleh Mudita & Natonis pada 2009.

    Terima kasih

    BalasHapus
  14. Seperti yang kita ketahui penduduk di NTT pada umumnya membudidayakan jagung secara tradisional dengan menggunakan sistem perladangan tebas bakar. Pertanyaan dari saya, apakah penggunaan sistem perladangan tebas bakar ini mampu mengurangi timbulnya hama penyakit dan meningkatkan produksi tanaman jagung ?
    Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. baik saya Alexandra Bonny akan menjawab pertanyaan ini sistem perladangan tebas bakar memang dapat mengurangi timbulnya hama dan juga gulma melalui proses penebasan dan pembakarang yang dapat membuat lahan bersih, mudah dikelola dan juga hama, gulma dan penyakit musnah namun tidak dalam jangka waktu yang panjang, dalam sistem perladangan tebas bakar juga dapat menimbulkan tidak hanya hama, gulma dan penyakit yang musna namun juga jasad hidup tanah mati, hilangnya microfauna dan mikroflora, mengurangi infiltrasi air dan juga bahan organik yang menurut saya dapat mengurangi peningkatan produksi tanaman jagung

      Hapus
  15. Ketika seorang petani menyiapkan lahan untuk berladang, ia menebas belukar dan kemudian membakarnya. Jelaskan, membakar termasuk cara pengendalian yang mana menurut UU No. 12 Tahun 1992 dan PP No. 6 Tahun 1995 dan ditujukan terutama untuk mengendalikan OPT golongan apa. Jelaskan mengapa ditujukan terutama untuk OPT golongan tersebut.

    BalasHapus
  16. baik terima kasih atas materi yang telah bapak berikan, disini saya ingin bertanya terkait dengan Penggerek buah kakao (Conopomorpha chamerella). di daerah saya terdapat banyak tanaman kakao pak, dengan buah yang sangat banyak, tetapi buah dari kako tersebut banyak mengalami kerusakan karena diserang Penggerek buah kakao (Conopomorpha chamerella), seperti yang sudah dijelaskan pada materi untuk mencegah terjadinya kerusakan pada biji kakao dilakukan sarungnisasi. nah yang ingin saya tanyakan yaiitu apakah sarungnisasi merupakan pencegahan yang palin alternatif untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh ulat tersebut dan apakah sarungnisasi hanya menggunakan pelastik, apakah proses sarungnisasi tidak mengahambat perkemangan buah kakao?

    BalasHapus
  17. https://twitter.com/YudaNk2/status/1352460342169804803?s=08

    BalasHapus
  18. Baik,disini saya akan bertanya: Apakah penanaman jeruk keprok secara intensif dalam areal yang luas dapat menimbulkan terjadinya eksplosi OPT.? Dan jika iya.. bagaimana cara penanganan OPT tersebut ?

    BalasHapus
  19. Baik terima kasih atas materi yang telah dipaparkan.
    Disini saya akan bertanya mengenai materi tentang jeruk keprok soe (JKS).
    Saya telah membaca bahwa ada penyakit CVPD yang menyebabkan penghasilan dari tanaman jeruk keprok soe menurun.
    Pertanyannya : bagaimana cara kerja penyakit CVPD dan cara mengatasinya.
    Terimakasih🙏

    BalasHapus
  20. Seperti pada materi diatas yang dimana pada tahun 1980-an pemeeintah pusat telah menetapkan pengendalian hama terpadu sebagai sistem perlindungan tanaman terutama pada tanaman jagung yang dimana disini pemerintah mengendalikan hama secara kimiawi dengan menggunakan pestisida . Pertanyaan saya disini apakah ada tidak dampak terhadap suatu tanaman terutama pada tanaman jagung tersebut dan juga diri kita sendiri jika kita menggunakan secara terus menerus dengan menggunakan pestisida tersebut? 🙏

    BalasHapus
  21. Saya ingin bertanya apakah ada upaya lain yang harus dilakukan oleh petani Agara bisaengendalikan pengerek buah kakao tanpa merugikan petani?

    BalasHapus
    Balasan
    1. baik terkait dengan upaya yang harus di lakukan oleh petani agar bisa mengendalikan penggerek buah kakao tanpa merugikan petani.
      menurut pendapat saya terkait dengan pembahasan kali ini perlu adanya tindakan dari para petani untuk dapat membasmi penyebaran penggerek buah kakao. disini petani dapat mengendalikan dengan upaya: (umpan)buah yang bertujuan sebagai upaya memancing hama penggerek buah kakao kemudian dapat di musnahkan, (pemetikan buah) yang terserang hama penggerek buah kakao, (pemangkasan) untuk mengatur sirkulasi udara dan sinar matahari memancar pada tanaman kakao karena tanaman penggerek buah kakao tidak menyukai dengan adanya cahaya matahri, dan (sanitasi kebun) yaitu melakukan pembersihan kebun dari daun-daun yang gugur kemudian dapat di bakar dan asap dari pembakaran tersebut dapat membuat kondisi yang tidak di sukai oleh penggerek buah kakao. jadi dapat di simpulkan bahwa dalam upaya ini petani tidak mengalami kerugian karena petani cukup melakukan upaya yang sederhana mungkin agar dapat mengendalikan penggerek buah kakao tersebut. terimakasih

      Hapus
    2. Baik saya akan menjawab
      Menurut saya terkait mengendalikan pergerakan buah kakao maka petani harus melakukan Pengendalia dengan cara :

      (1) mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang
      (2) pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen
      (3) mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam
      (4) penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus..

      Hapus
  22. Baik terimakasih atas materi yg di berinka,dan disini sy akan bertanya?
    mengenai tanaman jagung lokal dan berbagai jenis tanaman,apakah tdk berpengaruh terhadap pertumbuhan jagung tersebut,karena adanya tanaman lain yg dibudidayakan.

    BalasHapus
  23. Bagaimana cara agar petani bisa mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada tanaman yang disebabkan oleh serangga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh serangga adalah dengan menggunakan perangkap,lem serangga,cairan antraktan,menggunakan tanaman penangkal,ataupun menggunakan pestisida alami

      Hapus
  24. Saya Wira Yuda Pratama ingin bertanya Melalui program tersebut, pemerintah mengintroduksi jagung hibrida dan jagung komposit unggul untuk menggantikan jagung lokal. Padahal jagung hibrida dan jagung komposit unggul lebih disukai oleh kumbang bubuk. Bila selama tiga bulan pertama setelah panen tidak dilakukan pengasapan maka kehilangan hasil dapat mencapai 60%.Cara mengatasi hal tersebut bagaimana?

    BalasHapus
  25. Terimakasih pak untuk materinya.
    Pada buah kakao selain diseragnya oleh OPT penggerek buah kakao (Conopomorpha chamerella) apakah ada dari faktor lain yang dapat merusak buah kakao..?

    BalasHapus
  26. Seperti yang kita ketahui bahwa hama belalang kembara akan resisten apabila dikendakalikan menggunakan pestisida karena akan membuat belalang kembara resisten. Yang ingin saya tanyakan apaka ada kebijakan lain yang dapat mengurangi populasi hama belalang kembara yang lebih ramah lingkungan?

    BalasHapus
  27. Seperti dalam penjelasan materi tersebut, Jagung merupakan tanaman pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Provinsi NTT. Untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok tersebut, penduduk pada umumnya membudidayakan jagung secara tradisional dengan menggunakan sistem perladangan tebas bakar (shifting cultivation) sekali dalam setahun pada musim hujan. Jagung yang dibudidayakan pada umumnya adalah jagung lokal secara campuran sehingga membuat produksi semakin rendah. Bagaimana cara mengatasi permasalah tersebut agar produksi jagung meningkat?

    BalasHapus
  28. dalam membudidayakan Jeruk keprok dalam Penanaman secara intensif dan dalam areal yang luas sebenarnya sangat berpotensi menimbulkan terjadinya eksplosi OPT. Bagaimana cara pemerintah mengatasi jika terjadinya OPT ?

    BalasHapus
  29. Dalam materi
    Jeruk keprok Soe ini terinfeksi penyakit CVPD yang disebabkan oleh bakteri yang di Asia adalah Candidatus Liberibacter asiaticus yang dibuktikan melalui penelitian ,namun yang menjadi masalah disini ada pemerintah kabupaten TTS justru membantah bahwa para peneliti terkait penyakit tersebut tidak berkompeten . kalau sudah begini bagaimana kelanjutan pak ?
    Terima kasih

    BalasHapus
  30. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  31. Dalam materi di atas terkait dengan belalang kembara timur di katakan bahwa merupakan OPT yang secara rutin menghancurkan tanaman pangan, khususnya jagung dan padi, di Provinsi Nusa Tenggara Timur. yang menjadi pertanyaan apa yang menyebabkan sehingga belalang kembara bisa ada di NTT Dan selain dengan melakukan pengendalian dengan insektisida kimiawi apakah masih ada proses pengendalian lain dalam mengendalikan belalang tersebut. terimaksih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik saya akan menjawab pertanyaan tersebut
      Dari yang saya baca mengapa belalang kembara bisa ad di NTT karena adanya faktor pendukung seperti vegetasi diwilayah tersebut seperti hutan sekunder atau adanya ilalang sehingga cenderung menjadi serangan belalang kembara
      Cara lain mengendalikan hama belalang kembara dengan menggunakan agens pengendali hayati atau musuh alami dari belalang kembara antara lain semut, larva kumbang endol ( Mylabris puspulata) dan larva kumbang ereng ( Epicauta ruficeps) yang efektif dalam memangsa kantung telur belalang yang ada didalam tanah. Selain menggunakan musuh alami bisa juga menggunakan pengendalian kultur teknis seperti membajak lahan agar telur belalang terpapar sinar matahari dan dimakan oleh predator lain
      Terima kasih

      Hapus
  32. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  33. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  34. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  35. Terkait dengan materi diatas dijelaskan bahwa dalam mengatasi OPT belalang Kembara pemerintah melakukan insektisida kimiawi menggunakan pesawat terbang.Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan pestisida hanya dibenarkan sebagai pilihan terakhir.Pertanyaan saya terkait penjelasan tersebut adalah apakah upaya pengendalian menggunakan pestisida kimiawi tidak memberikan dampak buruk pada tanaman yang sedang di budidayakan ?
    Terima Kasih 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Saya, Salviani Sarita Natol akan menjawab pertanyaan teman Jesika Tpoi.
      Menurut saya, penggunaan pestisida kimiawi pastinya akan memberikan dampak pada tumbuhan yang dibudidayakan. Dampak yang diberikan juga ada dampak positif dan adapula dampak negatifnya. Dampak positifnya populasi hama belalang kembara dapat dikendalikan dan tanaman dapat menghasilkan produk yang lebih baik, selain itu tampak luar tanaman juga lebih menarik karena bebas dari cacat morfologi seperti kerusakan pada daun akibat serangan belalang. Namun dampak negatifnya penggunaan pestisida kimiawi yang berlebihan dan dalam jangka panjang justru berkemungkinan menyebabkan belalang kembara menjadi resisten atau kebal dan akhirnya terjadi eksploitasi hama ini sehingga yang terjadi tanaman budidaya akan mengalami gangguan yang lebih fatal. Oleh karena itu langkah pemerintah dengan menerapkan sistem Pengendalian Hama Terpadu atau PHT sebagai solusi adalah langkah yang tepat. Misalnya dengan menggunakan pestisida hayati yang tingkat berbahayanya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimiawi.

      Terima kasih

      Hapus
  36. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  37. Terima kasih untuk materi yang disajikan, saya ingin bertanya terkait dengan pengendalian hama Penggerek buah kakao (Conopomorpha chamerella ). Dijelaskan bahwa pemerintah menganjurkan langkah pengendalian dengan menerapkan teknik sarungisasi yang ternyata memiliki beberapa kelemahan seperti yang telah dijelaskan. Pertanyaan saya, apakah ada alternatif yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama Penggerek buah kakao (Conopomorpha chamerella) ini?

    Terima kasih

    BalasHapus